Allah Always Listens

Wednesday, July 19, 2017


Well, kok judul postingan kali ini ngeri banget ya, haha. Nggak kok, saya (kaku banget ya, boleh make aku nggak?), karena aku udah berjanji nih untuk posting tentang cerita kehidupanku, jadi aku share nih secuil cerita random tapi bikin sadar diri.

Pernah nggak sih kalian, lihat suatu keadaan dan kalian didalam hati bertanya-tanya like "Gimana ya jadi orang seperti itu? Apa ya yang dia rasakan? Emang enak ya jadi dia? Kasian ya dia?" Aku pribadi, sering banget punya pikiran kayak gitu. Nah, terus pernah nggak kalian, habis kepikiran kayak gitu terus malah bilang "We nggak bakal nih kayak dia, kan we udah gini" tapi nyatanya di masa mendatang kalian jadi seperti dia? Do you ever have a thought like that? And it happen to your life? Tau nggak, itu yang aku rasakan sekarang.

Jadi shock sendiri, Bank yang sering aku buat transaksi pembayaran SPP yang nggak tau kenapa, aku lebih suka bayar di Teller Bank timbang di Atm atau loket kampus, dulu pas ngantri sering banget punya pertanyaan "Gimana ya jadi mereka? Kasihan banget ya mereka kayak robot? Tapi, banyak wajah lama, seneng ya mereka berarti?" Itu pertanyaan yang sering aku pikirin ketika ngantri dan sekarang! Aku kerja disana, tapi beda cabang, lalu Rumah Sakit yang sering aku lewati dalam perjalanan Jogja-Temanggung by bus yang dulu didalam hati aku sering banget bertanya "Gimana ya orang yang kerja disana? Kasian ya, katanya horror loh itu rumah sakit, padahal mojok jauh dari pusat kota" Kalian tau nggak? Aku dapat penempatan di loket rumah sakit itu. 

Setelah introspeksi diri, ternyata rasa penasaranku sama Allah dikabulin, aku jadi dikasih tau bagaimana rasanya kerja di Bank dan penempatan di Rumah Sakit yang dibilang horror itu, sama Allah dikasih tau keadaan yang sebenarnya gimana perasaan jadi para pekerja di dua tempat itu. Mbikin meringis-meringis nangis. Ternyata hidup sekeras itu (halah penuh drama). Pastinya, Allah kasih sudut pandang baru untuk aku, yang dulunya gampang nyewotin pekerja, sekarang saya mah tau, tuntutan kerja dan pressure kerja nggak bisa bikin mood kita stabil, senyum, dan fokus all ze time, tapi kita dituntut untuk selalu good mood dan ramah, jadi sekarang bener-bener ngehargain sob sama pekerja yang lain, yang serve kita tapi tampangnya super lesu atau judes ya mungkin lagi ada masalah keluarga atau kurang bobok gitu pekerjanya, and I can't understand sama orang yang masih aja marah-marah kalau kurang di'laden' sama pekerja. WHY GITU KALIAN MARAH BANGET PAN KALIAN JUGA PERNAH KERJA DARI NOL YA ALLAH. (oke capslock means gue ga paham banget sumpah deh). Terus mereka jawab, "Kalian kan dibayar untuk kerja seperti itu!" BUT WE ARE HOOMANS TOO. (drama).

Akhirnya, yang sebelumnya saya whining all ze time ke Allah "Kenapa jadi gini sih? Kenapa aku disini sih?" Disadarin sama Allah, dan jawaban saya "Woiya ding, dulu penasaran sih jadi mereka gimana, dikabulin deh sama Allah". Hikmahnya, jangan pernah merasa sombong dengan keadaan kita sekarang, apalagi sombong ke Allah sampai lupa bersandar dan bersyukur pada-Nya, kita nggak bakal tau dimasa depan kita jadi siapa, barangkali sama kasusnya dengan aku, yang bilang nggak bakalan deh gue kerja di Bank orang keluarga saya kan anti Bankers, endingnya di Bank aje ni gue, tentu ya kita mau jadi siapa di masa mendatang itu tergantung kita yang membuat dan berusaha, tapi tetap ACC dari Allah siapa yang tau kisi-kisi nya kan? (Aku sok wise, padahal habis ini ngeluh, wkwk). 

Sekian curhatan kali ini, kurang informatif ya? Ya maaf XD

You Might Also Like

0 komentar

Berkomentarlah selagi ada lahan untuk menampung :)

Subscribe